Jakarta, Antraks, rabies, flu burung, dan brucellosis
menjadi empat penyakit zoonosis yang menjadi perhatian utama pemerintah
Indonesia. Guna mencapai target Indonesia bebas 4 penyakit tersebut di
tahun 2020, salah satu langkah yang dilakukan Kementerian Pertanian
yaitu sistem kesehatan hewan secara online.
Diterangkan direktur
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, drh Pudjiatmoko PhD, kini di
empat provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan
Bali bisa dilakukan sistem pelaporan gejala klinis penyakit pada hewan
melalui sistem online.
"Jadi kalau ada gejala klinis pada hewan,
itu ada koden singkatnya yang saat itu juga bisa dilaporkan oleh yang
berada di lapangan. Nanti di Kementan kita lakukan screening," kata drh
Pudji di kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta, seperti ditulis Sabtu
(16/8/2014).
Lebih lanjut, drh Pudji menuturkan nanti akan
dianalisa apakah gejala klinis tersebut bisa berpotensi menjadi wabah
yang meluas melalu rapat internal komisi ahli kesehatan hewan. Setelah
ditentukan bisa meluas atau tidak, baru diambil langkah apa yang bisa
dilakukan.
"Hasil ini kita laporkan juga ke World Organisation
for Animal Health (OIE) misalnya ada kasus baru atau penyakit zoonosis
yang mewabah. Secara rutin, kita laporkan kondisi kesehatan hewan setiap
6 bulan sekali termasuk kesehatan hewan ternak, ikan, dan hewan liar,"
imbuh drh Pudji.
Kementan juga terus melakukan monitoring
perkembangan penyakit hewan melalui OIE. Misalkan di suatu negara
terdapat laporan adanya kasus flu burung, maka menteri pertanian akan
mengeluarkan untuk sementara menutup impor produk berbahan unggas dari
negara yang bersangkutan.
Rencanya, monitor sistem kesehatan
hewan secara online akan diperluas hingga tersedia di 13 provinsi. Saat
ini, provinsi yang sudah siap untuk melakukan sistem ini adalah Riau.
Selain sistem monitor online, tengah direncanakan penelitian terkait
penyebaran penyakit zoonosis terutama yang terjadi melalui hewan liar.
"Pada
tahun 2013, ada penelitian bahwa kelelawar menjadi reservoir ebola
filovirus tapi hasilnya negatif. Pernah juga dikhawatirkan rabies yang
sempat Kejadian Luar Biasa (KLB) di Bali tidak hanya lewat anjing tetapi
anjing yang kejatuhan kelelawar atau manusia yang tergigit kelelawar,"
terang drh Pudji.
"Penelitian semacam ini kan penting sekali dan
sangat berguna untuk membantu menanggulangi dan membebaskan Indonesia
dari penyakit zoonosis. Surveilans serologis juga dibutuhkan agar bisa
dilakukan evaluasi dini," tutupnya.
Sumber : http://health.detik.com/read/2014/08/16/094801/2663998/763/tak-cuma-daftar-sekolah-input-data-kesehatan-hewan-pun-bisa-via-online-lho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar