Jakarta, Selfie bisa jadi ajang narsis untuk beberapa
orang. Tetapi, bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) body dysmorphic
disorder, selfie bisa jadi media mereka untuk 'mengevaluasi'
penampilannya. Jika tak puas dengan penampilannya, mereka bisa saja
depresi sampai bunuh diri.
"Selfie bisa jadi media bagi orang
untuk melihat penampilannya. Dampaknya, si orang ini bisa merasa dia
jelek atau tidak sehat hingga timbul suatu kekecewaan dan memicu
gangguan jiwa misalnya body dysmorphic disorder," kata dr Danardi
Sosrosumihardjo SpKJ(K).
Menurut dr Danardi, jika hanya karena
selfie seseorang merasa kecewa dengan fisiknya hingga ingin bunuh
terdapat dua sebab yakni depresi dan merasa kehilangan masa depan atau
ada halusinasi bisikan baiknya bunuh diri.
Dihubungi terpisah, dr
Tun Kurniasih Bastaman SpKJ (K), menegaskan terlalu fokus pada
kesempurnaan fisik memang bisa menimbulkan gangguan body dysmorphic
disorder yakni tidak pernah merasa puas dengan dirinya sendiri.
"Orang
ini merasa tubuhnya tidak sempurna, bisa dikatakan hampir memiliki
delusi bahwa matanya kurang simetris, pipinya kurang berisi, sehingga
muncul perasaan tidak pernah puas, kecewa, dan minder," kata dr Tun
ketika dihubungi detikHealth, Kamis (14/8/2014).
Selain
itu, pada orang dengan BDD mereka akan rela melakukan berbagai bentuk
operasi plastik untuk menyempurnakan penampilannya. Seperti yang terjadi
pada Danny Bowman (19) asal Newcastle. Ia akan menghabiskan waktu
sepuluh jam untuk mengambil sampai 200 foto di iPhone-nya.
Selama
enam bulan ia tak pernah meninggalkan rumah, putus sekolah, dan
menurunkan bobot sampai 12 kg demi terlihat lebih menarik di kamera.
Hingga suatu hari, karena terlalu frustasi gagal mendapat foto selfie
yang sempurna, Danny nekat menenggak obat yang membuatnya overdosis.
Sampai
saat ini, penyebab BDD memang belum diketahui pasti. Tetapi, beberapa
ilmuwan mengatakan gangguan mental ini berhubungan dengan masalah pada
ukuran dan fungsi salah satu area otak yang berkaitan dengan penghargaan
tubuh.
Untuk menangani gangguan ini, bisa dilakukan pemberian
obat atau psikoterapi berupa terapi kognitif terkait pemikiran si pasien
tentang dirinya, juga terapi perilaku.
Sumber : http://health.detik.com/read/2014/08/14/161728/2662267/763/gangguan-jiwa-ini-bikin-orang-depresi-saat-tak-puas-lihat-hasil-foto-selfie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar