Rabu, 20 Agustus 2014

Bukan Genetik, Pertumbuhan Anak Terhambat karena Kurangnya Gizi

Jakarta, Pertumbuhan anak menjadi salah satu persoalan di Indonesia. Tidak sedikit anak-anak di Indonesia mengalami pertumbuhan yang tidak semestinya. Terhambatnya pertumbuhan anak bukan melulu genetika, tapi kurangnya gizi dan aktivitas fisik.

Hal ini disampaikan langsung oleh Moesijanti Soekatri, MCN, PhD, anggota dari South East Asian Nutrition Suveys (SEANUTS). Menurutnya, pertumbuhan anak Indonesia berdasarkan index berat badan berada dibawah tingkat statistik minimum yang ditentukan oleh WHO.

"Bila dilihat berdasarkan statistik WHO, tinggi dan berat badan rata-rata anak Indonesia, baik di kota ataupun desa, berada dibawah minimumnya," tutur Moesjianti pada acara Media Workshop "Nutrisi Terjangkau untuk Membantu Penanganan Masalah Gizi Kurang pada Anak Usia Sekolah di Indonesia" dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2014, yang diadakan di Pabrik Frisian Flag Indonesia, Jl. Raya Bogor, Ciracas, dan ditulis pada Kamis (27/2/2014).

Wanita yang akrab disapa Moes ini menuturkan bahwa bila hanya melihat keseluruhan data di Indonesia, tinggi badan anak laki-laki di kota masih lebih baik dibanding di desa. Begitu juga dengan anak perempuan, walaupun perbedaan yang ada tidak terlalu signifikan.

Jika berhubungan dengan masalah berat badan, anak-anak yang tergolong kurus itu sedikit lebih banyak berada di kota dibandingkan di desa.

Lantas, apa yang menjadi penyebab kurang optimalnya pertumbuhan anak-anak Indonesia? Moes menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh masih kurangnya konsumsi gizi yang terjadi pada anak-anak.

"Jika dikatakan genetik, itu hanya sebagian kecilnya. Yang juga tidak kalah mempengaruhi adalah faktor-faktor lain, seperti konsumsi gizi dan aktivitas fisik. Maka dari itu, penting untuk rajin mengonsumsi makanan yang bergizi," ungkap Moes.

Dalam mengatasi masalah ini, Moes menyarankan bahwa diperlukan perhatian yang sangat besar untuk tumbuh kembang anak. "Masalah tumbuh kembang dapat dihilangkan pada 1.000 hari awal kehidupan. Dan itu berlangsung sampai usia 2 tahun. Maka dari itu, bagaimana anak tumbuh nantinya itu bisa ditentukan sejak dalam kandungan. Bergantung pada ibunya," ungkap Moes.

Masalah pertumbuhan pada anak akan banyak memberikan dampak negatif. Penurunan kapasitas belajar dan pencapaian sekolah menjadi buruk merupakan contoh-contoh dampak yang akan terjadi.

"Dampak lainnya, perempuan pendek berisiko kematian bayi dan bahkan dirinya. Hal ini terjadi jika anak yang dikandungnya ternyata memiliki ukuran yang besar saat dikandung. Sedangkan untuk laki-laki, risikonya adalah income produktivitasnya akan menurun," tutur Moes.

Sumber : http://health.detik.com/read/2014/02/27/081534/2509770/1301/bukan-genetik-pertumbuhan-anak-terhambat-karena-kurangnya-gizi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar